Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura (Unpatti), Prof. Dr. Izaak H. Wenno, S.Pd, M.Pd menjelaskan maksud dari guru kepulauan. Karena mengingat Unpatti sendiri berada di provinsi Maluku yang dikenal juga sebagai provinsi dengan seribu pulau. Hal tersebut di karenakan Provinsi Maluku memiliki 1.412 pulau yang di bagi menjadi 9 kabupaten kota yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Luas wilayah Provinsi Maluku mencapai 712.480 km2 yang terdiri dari 92,4% lautan dan 7,6% daratan.
Dekan Wenno mengatakan guru kepulauan merupakan guru yang betul-betul harus memahami tentang karakteristik wilayah kepulauan, sehingga dalam pembelajaran dapat mendesain dan memberikan contoh-contoh yang konteks sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan kita.
” Guru kepulauan itu artinya guru itu betul-betul memahami tentang karakteristik wilayah kepulauan kita, sehingga dalam pembelajaran ketia dia mendesain pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik wilayah kepulauan kita,” ujar Dekan Wenno saat ditemui Pattimuramedia group (PMG) di ruang kerjanya.
“ Dalam melaksanakan pembelajaran memberikan contoh-contoh yang konteks yang selalu di gunakan yang namanya pendekatan konteks tematik dan learning,” lanjutnya.
Dekan wenno menjelaskan pendekatan tersebut merupakan pendekatan yang sangat cocok digunakan para guru di daerah kepulauan. Selain mendekatan tematik dan leraning, kata Dekan Wenno pendekatan saintifik epost juga merupakan salah satu mendekatan ilmah yang memang harus diterapkan dalam proses pembelajaran.
Dekan berharap guru-guru yang berada di daerah kepulauan dapat betul-betul memahami tentang karakteristik wilayah kepulauan dan juga melaksanakan pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh yang konteks serta menghubungkan materi yang diajarklan dengan kehidupan nyata.
“ Diharapkan sehingga guru-guru kita yang berada di daerah kepulauan itu betul-betul memahami tentang karakteristik wilayah kepulauan bahkan melaksanakan pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh yang konteks menghubungkan materi yang diajarkan dengan lehidupan nyata kehidupan real tidak boleh pembelajran itu terlalu memberikan contoh-contoh yang abstrak tapi selalu memberikan conoh-ontoh yang kongkrit disesuaikan dengan daerah karakteristik kita,” harapnya