Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura kembali menyelenggarakan Seminar Nasional ke-7 dengan tema “Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya: Tantangan dan Peluang di Era Society 5.0”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 04 November 2025 secara hybrid, bertempat di Student Center FKIP Unpatti serta melalui platform Zoom Meeting.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Universitas Pattimura, Prof. Dr. I. H. Wenno, M.Pd, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia memiliki peran strategis dalam membangun karakter dan identitas bangsa, terutama di tengah dinamika interaksi budaya global yang semakin intens pada era society 5.0. Menurutnya, pendidik dan akademisi dituntut untuk mampu memadukan kompetensi literasi budaya dengan pemanfaatan teknologi agar pembelajaran lebih adaptif dan relevan.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber dengan perspektif keilmuan dan pengalaman internasional yang beragam. Pemaparan pertama disampaikan oleh Natan Ledvon, M.Li, perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Praha, Ceko. Beliau menekankan pentingnya diplomasi bahasa dalam memperkuat hubungan antarnegara, sekaligus memperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa dalam ruang interaksi global.
Narasumber kedua adalah Dr. Mintowati, M.Pd, pakar pembelajaran Bahasa Indonesia Psikopragmatik dari Universitas Negeri Surabaya. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa pendekatan psikopragmatik dalam pembelajaran bahasa perlu lebih dioptimalkan agar peserta didik mampu berbahasa secara efektif, empatik, dan sesuai konteks sosial-budaya yang beragam.
Sementara itu, narasumber ketiga, Dr. Falantino E. Latupapua, S.Pd., MA, akademisi sekaligus peneliti pengajaran sastra, kajian budaya, dan BIPA dari FKIP Universitas Pattimura, menyoroti tantangan pengajaran sastra dan budaya lokal dalam menghadapi arus budaya global. Ia menegaskan bahwa sastra dan budaya merupakan ruang dialog identitas yang harus terus dikembangkan, terutama dalam program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Seminar ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan. Diskusi berlangsung dinamis, memperlihatkan antusiasme peserta dalam memahami dan mengembangkan strategi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang responsif terhadap dinamika kultur dan teknologi masa kini.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terbangun jaringan kolaborasi antarlembaga, serta mendorong penguatan kompetensi akademik dan profesional pendidik bahasa dan sastra Indonesia dalam menghadapi era society 5.0 yang sarat tantangan sekaligus peluang.